jam

Senin, 15 September 2014

ini desain pesawat dengan fitur siluman yg akan di buat indonesia dan korea selatan




Korea Selatan Perkenalkan Desain KFX C103-iA

Masa depan Fighter KF-X siluman Korea Selatan berbentuk seperti F-22, rongga senjata dirancang di dalam tubuh pesawat (internal weapon bay) dan dilengkapi dengan sistem radar AESA.

Media Korea Selatan untuk pertama kali memperkenalkan dokumen rencana desain KFX-C103-iA pada bulan Agustus 2013 – sebuah proyek bersama untuk mengembangkan pesawat tempur siluman KF-X. Rencana rinci KFX-C103-iA dirancang atas dasar disain 103 C- Pusat Penelitian dan Pengembangan General CRDC Korea.

Rencana terbaru menunjukkan pejabat Korea Selatan melepas opsi Fighter C-203 dengan canard (pilihan lain dalam proyek KFX) dan melanjutkan pengembangan model C-103 sebagai pesawat tempur generasi siluman.

Fitur baru terbesar dari disain KFX-C103-iA adalah meningkatnya kapasitas daya angkut senjata yang terletak di badan pesawat (internal weapon bay). Pemikirannya, jika tidak ada internal weapon bay, maka fitur pesawat tempur siluman berkurang secara signifikan. Dengan meningkatnya kapasitas senjata yang bisa diangkut internal weapon bay, maka secara signifikan meningkatkan kemampuan tempur udara dan hal ini menunjukkan perbedaan yang jelas dengan C-103.



Fitur baru terbesar dari KFX-C103-iA adalah peningkatan kapasitas internal weapon bay

Fitur baru paling dominan dari KFX-C103-iA adalah peningkatan kapasitas internal weapon bay

Dengan desain ini, untuk pertama kalinya Korea Selatan mengumumkan konsep internal weapon bay mereka secara lebih rinci. Hal ini sekaligus menunjukkan proyek KF-X telah memasuki tahap desain rinci. Pesawat tempur KFX C103-iA merupakan penyempurnaan desain dari C-103 dan C103-i, dimana C-103 belum memiliki internal weapon bay (IWB) sehingga hanya bisa mengangkut senjata 40% dari C103-iA. Sedangkan versi C103-i sudah memiliki IWB tetapi hanya bisa mengangkut bom Mk-83x seberat 500kg atau 60% dari C103-Ai. Pesawat tempur K/IFX C103-iA mampu membawa bom Mk-83x seberat 1000kg di luar rudal AIM series.



timeline

Diagram proses pengembangan pesawat tempur siluman Korea Selatan. Pada awal tahun 1999, Badan Pengembangan Pertahanan Korea Selatan (ADD) pertama kali mengusulkan proyek KF-X. Pada tahun 2001, Presiden Korea Selatan Kim Daejung menyetujui rencana pembangunan KF-X.



c-201

Dua pilihan desain proyek KF-X meliputi model C101 dan C201 dengan canard. Kedua model melangkah dalam pengembangan rencana dan akhirnya didapat model C103 turunan dari C101, yang mengembangkan desain senjata di rongga tubuh (internal weapon bay). Pejabat militer Korea Selatan, menyetujui model C-103.kfx5



Dilihat dari sudut ini menunjukkan rancangan KFX-C103-iA memiliki tingkat kemiripan besar dengan pesawat tempur siluman F-22, AS. Fighter KFX memiliki 16 hardpoint untuk mengangkut rudal AIM-120, AIM-9x, dan bom Mk-84 JDAM, didalam IWB dapat mengangkut 6 AIM-120/2 AIM-120,(2 AIM-9x dan 2 Mk-84 JDAM).



Sruktur desain-ruang rangka senjata dan tata letak rak rudal udara ke udara jarak menengah dari KFX-C103-iA.

Sruktur desain-ruang rangka senjata dan tata letak rak rudal udara ke udara jarak menengah dari KFX-C103-iA. Bentuk rampdoor memaksimakan jenis missile yang dapat dimuat. Setiap sisi didesin tajam untuk mengurangi pemantuan radar



Penampilan eksternal KFX-C101 mirip dengan Pesawat F-22, namun sedikit lebih kecil dalam ukuran,. Pesawat menggunakan desain model DSI inlet.


Penampilan eksternal KFX-C101 mirip dengan Pesawat F-22, namun sedikit lebih kecil dalam ukuran. Pesawat menggunakan desain model DSI inlet.

Gambar menunjukkan luas penampang bom bay KFX C103-iA lebih besar dari F-35 dan F-22



Gambar menunjukkan luas penampang bom bay KFX C103-iA lebih besar dari F-35 dan F-22
KFX-C103-iA dirancang menggunakan perangkat yang mampu menerima bahan bakar di udara, seperti halnya pesawat tempur siluman F-22 dan F-35 yang menggunakan skema serupa.



Pengembangan internal weapon bay yang lebih besar menyebabkan perut KFX/IFX lebih berisi dibanding versi sebelumnya. KFX-C103-iA dirancang menggunakan perangkat yang mampu menerima bahan bakar di udara, seperti halnya pesawat tempur siluman F-22 dan F-35 yang menggunakan skema serupa.

kfx11

AGM untuk mengurangi vektor udara masuk ke dalam lambung pesawat secara masif, yang sangat berbahaya bagi keseimbangan pesawat saat meluncurkan rudal.


Peluncuran roket dari weapon bay KFX-C103-iA ingin seperti F-35A

Peluncuran roket dari weapon bay KFX-C103-iA.

Dengan teknologi “eject launcher” C-103-iA bisa menembakkan missile bahkan dalam posisi manuver ekstrim.



Radar KFX-C103-iA Korea menggunakan active electronically scanned array (AESA)/ active phased array radar dan sistem sensor optik "Electro-Optical Distributed Aperture System" EODAS. Sistem EODAS dari KFX tempur-C103-iA diatur di depan kokpit kaca depan. Desain ini mirip dengan tata letak pada Su-30/35 atau tempur SU T-50 Rusia



Radar KFX-C103-iA Korea menggunakan active electronically scanned array (AESA)/ active phased array radar dan sistem sensor optik “Electro-Optical Distributed Aperture System” EODAS. Sistem EODAS dari KFX tempur-C103-iA diatur di depan kokpit kaca depan. Desain ini mirip dengan tata letak pada Su-30/35 atau tempur SU T-50 Rusia.

Para Peneliti Korea Selatan membuat sendiri pola radar pemindaian elektronik aktif (AESA)

Para Peneliti Korea Selatan membuat sendiri pola radar pemindaian elektronik aktif (AESA).
Skema Pengembangan KFX-C103-iA.

Skema Pengembangan KFX-C103-iA.



Penerapan internal weapon bay menyebabkan dimensi badan pesawat menjadi lebih besar



Penerapan internal weapon bay menyebabkan dimensi badan pesawat menjadi lebih besar

Penggunaan teknologi hidrolik memaksimalkan ruang penyimpanan senjata dan membuat KFX C103-iA dapat melontarkan missile pada manuver ekstreem. penutupnya pun di design untuk tidak memantulkan sinyal radar



Penggunaan teknologi hidrolik memaksimalkan ruang penyimpanan senjata dan membuat KFX C103-iA dapat melontarkan missile pada manuver ekstreem. penutupnya pun di design untuk tidak memantulkan sinyal radar.

kfx19



Teknologi hidrolik eject launcher untuk penembakan missile yang lebih aman



Kapasitas rudal yang bisa diangkut oleh KFX/IFX C103-iA dibanding pesawat tempur lain



Perbandingan pesawat tempur KFX-C103-iA dengan pesawat lain di kelas Generasi 4,5

Optimalisasi pada vortex sayap meningkatkan trust vectoring pasawat agar mendapatkan peningkatkan daya serta penghematan bahan bakar



Desain sistem rem udara KFX-C103-iA mirip Sukhoi


Desain sistem rem udara KFX-C103-iA mirip Sukhoi


Optimalisasi tailplane horisontal KFX-C103-iA.


Vortex C103-iA pada saat kecepatan supersonic

Cantelan senjata eksternal KFX-C103-iA.



Desain kokpit rencana KFX-C103-iA. kanopi yang besar membantu memaksimalkan radar moto/radar mata atau manual sang pilot

Desain kokpit rencana KFX-C103-iA. Kanopi yang besar membantu memaksimalkan radar moto/radar mata atau manual sang pilot

Menurut media Korea Selatan, target produksi pesawat tempur siluman KF-X akan gagal mencapai target di tahun 2020 seperti yang direncanakan semula. KAI memperkirakan pesawat ini jadi pada tahun 2030- 2040. Hal ini menunjukkan kemampuan teknis Korea Selatan tidak cukup untuk melakukan penelitian dan pengembangan pesawat tempur siluman. Pemerintah Korea Selatan dituntut untuk lebih serius mendorong research and development dari pesawat tempur KFX-C103-iA.

Jika pesawat tempur siluman KFX beroperasi tahun 2030-2040, tentu Indonesia yang berpartisipasi harus menyiapkan pesawat perantara menunggu hingga KFX beroperasi. Untuk stop gap tersebut, Korea Selatan juga kemungkinan memesan 40 pesawat siluman (stealth) F-35 Lockheed Martin yang akan digunakan Republic of Korea Air Force (ROKAF) pada tahun 2018-2021.(kienthuc.net.vn)

SISTEM PELUNCUR RUDAL CANGGIH S-500 RUSIA MAMPU MERONTOKAN RUDAL DAN PESAWAT



untuk merespon senjata perisai anti rudal AS dan NATO,RUSIA menciptakan S-500 sebuah sistem peluncur rudal generasi terbaru yang dapat melumpuhkan rudal balistik dan sasaran bergerak di udara secara terpisah. Fungsi utama sistem ini ialah melumpuhkan rudal balistik jarak menengah di zona akhir lintasan rudal maupun di zona tengah. Sebelumnya, Komandan Utama Angkatan Udara Rusia Viktor Bondarev mengumumkan S-500 tidak hanya bisa melumpuhkan rudal balistik jarak menengah, tetapi juga sasaran yang berada di orbit bumi, yakni satelit dan rudal balistik di ketinggian 800 kilometer.

Rusia Hentikan Produksi Senjata Pertahanan Udara S-300

Sistem peluncur ini mampu melumpuhkan semua “sasaran” di udara di ketinggian apapun, mulai dari rudal penjelajah berkecepatan 5.500 kilometer per jam atau lebih, hingga sasaran berukuran kecil seperti pesawat tanpa awak dan satelit musuh yang berada di orbit bumi. Kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh sistem peluncur rudal generasi sebelumnya. Menurut Instansi Militer Rusia, S-500 bukanlah modifikasi dari seri terdahulunya, S-400. Senjata ini merupakan pengembangan baru yang dibuat dari teknologi dan perhitungan teknis yang jauh berbeda.

Senjata Antipesawat dan Antirudal Unggulan

Redaktur Utama Vestnik PVO Said Aminov memprediksi S-500 akan menggunakan teknologi dimiliki S-300 dan S-400, namun ditambah fitur dan komponen-komponen baru.

S-500 memiliki radius kerja, kecepatan mengenai sasaran, serta jarak deteksi musuh yang lebih baik dibanding generasi sebelumnya. Kecepatan mengenai sasaran dan jarak deteksi musuh pada S-500 lebih optimal berkat penggunaan pemindai elektronik aktif (Active Electronically Scanned Array) yang merupakan komponen utama sistem radar modern. Maka itu, radar S-500 dapat mendeteksi musuh yang berjarak hingga 800 kilometer.

Kementerian Pertahanan Rusia berencana, Prometheus S-500 akan masuk dalam satuan pertahanan ruang udara Rusia untuk perlindungan yang mencakup seluruh wilayah negara. S-500 akan menjadi senjata antipesawat dan antirudal utama Rusia. Program pengembangan militer pemerintah Rusia mencanangkan pembelian S-500 untuk sepuluh batalyon satuan pertahanan ruang udara Rusia dalam periode 2011-2020.

Saat ini, sistem pertahanan udara Rusia merupakan gabungan senjata milik Angkatan Darat dan Angkatan Udara Rusia. Sistem pertahanan udara tersebut terdiri dari S-300 dan modifikasinya yang beragam, S-400, Buk-M1, Top-M1, Osa-AKM, serta Tunguska-M1.

Komponen Gabungan

Sejak 2008 silam, Rusia terus bergerak dalam pembuatan sistem pertahanan antirudal dan antipesawat terintegrasi. Sistem ini akan menyatukan sistem pertahanan udara negara-negara bekas Uni Soviet lain. Rusia telah mencapai kesepakatan bersama Kazakshtan dan Belarusia. Konsep sistem itu sendiri merupakan penciptaan sistem senjata antipesawat dan antirudal berlapis. Perbedaan fungsi taktis dan strategis diratakan, sehingga sistem berlapis tersebut mampu mengenai sasaran apapun yang berada di udara. Jarak dan ketinggian deteksi lawan menjadi tidak berpengaruh berkat sistem terintegrasi antarnegara. Pembuatan sistem pertahanan udara berlapis tersebut akan dikelompokkan berdasarkan radius kerja senjata antipesawat dan antiroket.

Radius dekat mencakup 30-40 kilometer. Dalam radius ini, satuan sistem peluncur roket tersebut digunakan untuk melindungi obyek berukuran kecil. Tugas itu dijalankan oleh sistem peluncur rudal tipe Buk, Pantsir-S1, dan Morfey.

Rusia Kembangkan Sistem Peluncur Rudal Baru

Radius menengah mencakup 40-200 kilometer. Pada cakupan ini, satuan sistem peluncur roket tersebut digunakan untuk melindungi obyek industri, administrasi, serta objek militer berukuran besar. Lapisan ini akan dilindungi oleh sistem peluncur rudal darat seperti S-300 dan turunannya, termasuk S-300V4 dan Bityaz.

Radius jauh ialah mencapai lebih dari 200 kilometer. Pada jarak tersebut, sistem ini mampu mengenai pesawat terbang pengintai dan strategis, serta mencegah ledakan rudal milik musuh dengan menggunakan rudal balistik supersonik. Sementara ini, tugas tersebut masih dijalankan oleh S-400, yang kelak akan digantikan oleh S-500.